Minggu, 23 November 2014

Andai Rasulullah SAW. Datang Mengetuk Pintu Rumahku


ket. foto : "Muhammad Teladanku", penerbit Sygma

Terbayang olehku sorot mata yang tajam dan teduh bisa meluluhkan hati yang keras, dapat menenangkan hati yang gusar. Ingin ku sentuh dan ku cium tangannya yang lembut bagaikan sutera. Dapat ku cium harum tubuhnya yang lekat. Dapat ku lihat tubuh tegap dan gagah yang Allah SWT. ciptakan dengan rupa terbaik.

Ingin aku berkata apa adanya :

"Ya Rasulullah, do'akan aku agar dapat terangkar segala kesulitan hidupku, semoga Allah melapangkan rizkiku; do'akan aku ya Rasulullah agar baik urusanku di dunia dan di akhirat dan jadikan aku kelak mendampingimu di syurga, hidup abadi bersamamu."

Namun...

Belum sempat aku membuka pintu rumahku, tiba-tiba aku teringat di ruang tamuku ada televisi lengkap dengan DVD playernya, sebuah benda yang mungkin akan menjadi pertanyaan Nabiku terkasih, "Benda apa ini? Apa yang engkau saksikan di dalamnya?"

Oh...aku pasti malu, karena aku dan keluargaku sering menghabiskan waktu di depan televisi hingga lalai shalatku.


ket. foto : "Ensiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad saw. 'The Super Leader Super Manager'", penerbit Tim Tazkia

Aku mulai melihat sekelilingku, ternyata buku-buku bacaanku lebih banyak berisi buku-buku umum yang ku miliki. Bahkan al-Qur'an yang ada nyaris hanya sebagai pajangan belaka karena covernya pun masih  bagus dan halamnnya masih rapi meski telah bertahun-tahun menghias ruang bacaku. Pasti Rasulullah akan bertanya padaku, "Berapa banyak al-Qur'an yang engkau baca setiap hari? Apakah ada buku-buku yang menceritakan tentang diriku??"

Ah...aku pasti akan terbata-bata menjawabnya, karena jarang sekali aku membukanya karena memang aku tidak tahu cara membacanya.

Aku mulai berjalan ke kamar tidurku kalau-kalau Rasulullah ingin bermalam di rumahku. Ternyata di kamarku hanya ada sedikit ruang untuk shalat sekedar untuk badanku saja. Aduh, alangkah repotnya kalau Rasulullah mengajak kami untuk shalat berjamaah, karena di rumahku tak ada mushola keluarga.

Aku melihat foto keluargaku terpampang di kamarku, ada wajah anak-anakku yang ekspresinya lucu. Kalau Rasulullah melihat pasti akan kuceritakan keceriaan mereka yang menggemaskan. Tapi...aku agak khawatir kalau-kalau Rasulullah bertanya, " Apakah mereka mengenal nabinya dengan baik sebagaimana generasi masaku?".
Karena memang aku tidak pernah mengenalkan sosok Rasulullah kepada mereka kecuali sedikit saja. Tentang kelahirannya di tahun gajah..cuman itu yang aku ketahui tentang nabiku.

Oh, hatiku mulai teriris-iris oleh perasaan malu, khawatir dan cemas. Harapanku untuk berakrab-akrab dengan Rasul tercinta mulai pupus..

Maafkan aku ya Rasulullah, aku belum bisa membuka pintu rumahku untukmu, karena masih banyak pertanyaan yang akan keluar dari lisanmu yang lembut sementara aku belum bisa menjawabnya. Mungkin engkau akan menyaksikan wajahku dengna sebuah senyuman saja...yaa sebuah senyuman.

===

*Tulisan Bunda Kurnia Whidiastuti, seorang Trainer Parenting, Praktisi dan Pemerhati Pendidikan Anak,
yang mengingatkan kita semua untuk terus berusaha mengenal lebih jauh sosok Nabi dan Rasul terkasih, mengenalkannya pada semua putra-putri kita dan menghadirkannya selalu di setiap saat sebagai rujukan hidup, In-syaa Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar